Selasa, 29 Juni 2010

Tablet

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok ( menurut FI III). Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (menurut FI IV).
Selain bahan aktif, dalam pembuatan tablet juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan. Bahan tambahan ini dapat membantu proses penabletan dan memperbaiki hasil akhir tablet.
Bahan pembantu tersebut antara lain:
  • Bahan Pengisi (filler atau diluent)
Bahan pengisi berfungsi untuk menambah berat tablet agar sesuai dengan berat yang dikehendaki dan dapat dikempa dengan baik. Bahan pengisi yang dipilih yaitu bahan yang dapat memperbaiki pengikatan dan pengaliran dari formula yang ada (Rubinstein, 1994). Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut
filler-binder, yang memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet (Sulaiman, 2007). Penggunaan filler binder dalam suatu formula tablet adalah 10 – 20 % dari bobot tablet (Shangraw, 2007).
  • Bahan Pengikat (Binder)
Binder atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massaserbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan. Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pengikat dalam bentuk kering berfungsi untuk memudahkan dalam proses pengempaan, sehingga tidak dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan tablet yang cukup keras (Sulaiman, 2007). Jenis, kadar dan cara penambahan bahan pengikat akan berpengaruh pada kekerasan, kerapuhan granul dan tablet selain itu juga akan berpengaruh pada waktu hancur dan disolusi (Rudnic dan Kotke, 2002). Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan dalam formula tablet dapat
mempengaruhi karakteristik dari tablet. Jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan maka akan membuat tablet menjadi keras dan akan menurunkan waktu hancur dari tablet. Bahan pengikat dapat digunakan dalam bentuk
larutan atau dalam bentuk kering (Gennaro, 2000). Bahan pengikat bertugas untuk kekompakan dan daya tahan tablet, membentuk ikatan bersama antar partikel serbuk dalam sebuah butir granulat sehingga akan terbentuk ikatan granul yang baik. Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pengikat dalam bentuk kering berfungsi untuk memudahkan dalam proses pengempaan, sehingga tidak dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan tablet yang cukup keras. Bahan pengikat sebaiknya digunakan sesedikit mungkin karena apabila terlalu berlebihan menjadikan tablet yang keras sehingga tidak mudah hancur dan waktu pengempaannya membutuhkan tenaga yang lebih tinggi (Voigt,1984).
Dengan ketiadaan jembatan cair dan jembatan padat yang dibentuk oleh bahan pengikat, ada 2 tipe gaya interaksi yang terjadi diantara partikel padat. Gaya elektrostatik merupakan hal yang penting dalam menyebabakan kohesi serbuk dan formasi dari aglomerat, misalnya selama pencampuran. Umumnya gaya elektrostatik ini tidak berpengaruh terhadap kekuatan granul. Gaya Van Der Waals, berpengaruh kira-kira 4 kali lebih besar daripada gaya elektrostatik dan berpengaruh terhadap kekuatan granul yang dihasilkan pada granulasi kering. Besarnya gaya ini akan meningkat jika jarak antara 2 permukaan yang berdampingan menurun (Summer, 1994).
  • Bahan Penghancur
Bahan penghancur adalah bahan yang ditambahkan pada granulasi tablet untuk menyebabkan pecahnya tablet kompresi ketika ditempatkan dalam suatu lingkungan yang mengandung air (Gennaro, 2000) digunakan dalam bentuk sediaan padat untuk mendorong hancurnya masa padat menjadi pertikel yang lebih kecil, yang lebih mudah terdispersi atau melarut (Ansel, dkk, 1999). Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Bahan penghancur berfungsi menarik air kedalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian bagian. Fragmen tablet itu mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dapat tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan (Voigt, 1984).

Mekanisme aksi bahan penghancur dalam proses penghancuran tablet ada beberapa cara yaitu:
  1. Pengembangan (swelling). Air merembes ke dalam tablet melalui celahantar partikel yang dibentuk bahan penghancur. Dengan adanya air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dari bagian lokal lalu meluas ke seluruh bagian tablet. Akhirnya, pengembangan bahan penghancur menjadikan tablet pecah dan hancur.
  2. Perubahan bentuk (deformation). Pada saat pengempaan tablet, beberapa partikel ada yang mengalami deformasi plastik, masuknya air ke dalam tablet akan memacu partikel kembali ke bentuk semula, akibatnya tablet akan hancur.
  3. Aksi kapiler (wicking). Begitu tablet kontak dengan air, maka air akan segera masuk ke dalam tablet melalui saluran pori yang terbentuk selama proses penabletan, karena sifat hidrofilisitas bahan penghancur, maka perembesan air lewat pori akan lebih cepat dan efektif sehingga akan memisahkan partekel granul dan menghancurkan tablet (Rudnic dan Kotke, 1996)
  4. Panas pembasahan (ekspansi panas). Bahan penghancur yang mempunyai sifat eksotermik ketika kontak dengan air, maka akan menghasilkan panas dan mengakibatkan ekspansi udara dalam pori tablet. Hal ini akan menjadikan tablet akan pecah (Sulaiman, 2007).
  5. Netralisasi muatan listrik. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet pasti mempunyai muatan listrik. Sehingga apabila terjadi kontak dengan air maka muatan tersebut akan netral. Sehingga karena adanya muatan yang sama maka akan menghasilkan gaya yang saling tolak menolak, yang menjadikan struktur tablet akan pecah (Sulaiman, 2007).
  6. Pelepasan gas. Biasa terjadi pada tablet efervecent maupun tablet dispersibel. Bikarbonat/karbonat maupun asam sitrat/asam tartrat bila kontak dengan air akan terjadi pelepasan gas(reaksi asam basa) yang akan mejadikan tablet pecah (Sulaiman, 2007).
  7. Reaksi enzimatik. Enzim akan memutuskan ikatan yang dibentuk oleh bahan pengikat, sehingga ikatan akan lemah dan tablet akan hancur (Sulaiman, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur (Sulaiman, 2007) yaitu :
a) Pengaruh bahan pengisi.
Sifat kelarutan dan kompresibilitas dari bahan pengisi akan mempengaruhi kecepatan dan mekanisme waktu hancur. Semakin besar kelarutan bahan pengisi maka kecepatan waktu hancur juga semakin cepat.
b) Pengaruh bahan pengikat.
Pengaruh bahan pengikat berbanding terbalik dengan bahan penghancur. Semakin besar kadar bahan pengikat yang ditambahkan, semakin lama waktu hancur tablet. Konsentrasi larutan bahan pengikat juga mempunyai pengaruh yang sama dengan jumlah bahan pengikat.
c) Pengaruh lubrikan
Lubrikan yang bersifat hidrofobik akan menurunkan waktu hancur tablet.
d) Pengaruh surfaktan
Bila bahan obat bersifat tidak larut air, maka dalam granulasi digunakan surfaktan. Sehingga jika tablet kontak dengan air, maka akan mempercepat waktu hancurnya. Amilum merupakan bahan penghancur yang biasa digunakan dalam formula tablet, dan dipercaya bahwa amilum akan mengembang ketika kontak dengan air, sehingga menjadikan tablet pecah (Rubinstein, 1994). Penggunaan superdisintegrant dalam formula tablet yaitu pada konsentrasi 2 – 4 % (Gennaro, 2000)

  • Bahan pelicin
Bahan pelicin memudahkan pendorongan tablet ke atas, keluar ruang cetak melalui pengurangan penggesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet. Lebih lanjut sebaiknya mereka mengurangi dan mencegah penggesekan stempel bawah (Voigt, 1994).

Metode Pembuatan Tablet

Salah satu metode pembuatan tablet yaitu kempa langsung. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir atau sifat kohesifitasnya tinggi sehingga memungkinkan untuk langsung dicetak didalam mesin tablet tanpa memerlukan ganulasi basah/kering (Ansel, dkk, 1999). Cara kempa langsung ini sangat disukai karena banyak keuntungan, yaitu secara ekonomis merupakan penghematan besar karena hanya menggunakan sedikit alat, energi, dan waktu (Shangraw, 1989).

Keuntungan metode kempa langsung :
  1. Prosesnya lebih singkat dan ekonomis (mengurangi waktu, tenaga, peralatan, proses validasi, energi)
  2. Ukuran partikel lebih seragam.
  3. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena begitu tablet bersentuhan dengan air, parikel obat langsung lepas.
  4. Mengeliminasi panas dan kelembaban, sehingga cocok untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
Kerugian metode kempa langsung:
  1. Permasalahan pada homogenitas zat aktif dengan dosis yang kecil.
  2. Zat aktif dengan dosis tinggi dengan bulk volume yang besar, kompresibilitasnya jelek dan sifat alirnya juga jelek tidak dapat dibuat tablet dengan kempa langsung.
  3. Sulit dalam pemilihan eksipien yang memenuhi persyaratan untuk dapat dikempa langsung (Sulaiman, 2007).
Pemeriksaan Kualitas Campuran Serbuk
a. Waktu alir
Pemeriksaan waktu alir bertujuan untuk mengetahui bahwa serbuk yang digunakan mempunyai waktu alir yang baik. Waktu alir yang baik akan menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama terhadap keseragaman
10 bobotnya. Apabila 100 gram serbuk mempunyai waktu alir kurang dari 10 gram/detik maka akan mengalami kesulitan pada saat pentabletan. Kecepatan alir serbuk berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan keseragamanbobot tablet (Sheth, dkk, 1980).
b.Sudut diam
Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antar permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel.


Pemeriksaan Kualitas Tablet

Pemeriksaan kualitas tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan kerapuhan daya serap dan waktu hancur.
a. Keseragaman Bobot Tablet
Tablet tidak bersalut harus memenuhi memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masingmasing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Anonim, 1995).
b. Kekerasan Tablet
Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan dan pengangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan, semakin besar tekanan yang diberikan saat pentabletan maka akan meningkatkan kekerasan tablet. Kekerasan tablet yang baik mempunyai kekerasan atara 4 - 8kg (Parrott, 1971).
c. Kerapuhan Tablet
Kerapuhan tablet merupakan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik terutama goncangan dan pengikisan. Kerapuhan dinyatakan dalam persentase bobot yang hilang selama uji kerapuhan. Tablet yang baik mempunyai nilai kerapuhan tidak lebih dari 1% (Parrott, 1971).
d)Waktu hancur tablet
adalah waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet dalam waktu yang sesuai sehingga tidak ada bagian yang tertinggal diatas kasa. Waktu hancur dipengaruhi oleh sifat fisik granul dengan kekerasan (Banker dan Anderson, 1994). Waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet untuk medium yang sesuai kecuali dinyatakan lain tidak lebih dari 15 menit (Anonim, 1995).
e. Disolusi
Didefinisikan sebagai proses melarutnya suatu zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat kedalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk mengertahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung dan usus halus) (Ansel, 1989). Tablet efektif dalam melepaskan obatnya untuk diabsorbsi tergantung pada kecepatan hancurnya dan pecahnya granul. Efek dari suatu tablet dalam melepas obatnya untuk absorbsi sistemik agaknya bergantung pada laju disintegrasi dari bentuk sediaan dan deagregasi dari granul-granul tersebut. Tetapi yang lebih penting adalah laju disolusi dari obat padat tersebut (Martin, dkk, 1993).

Tidak ada komentar: